Minggu, 06 Maret 2016

Cerpen (Seseorang yang Datang Dari Masa Lalu)

Seseorang yang Datang dari Masa Lalu
            Dibalik tembok ini kulihat dia berbicara dengan kotak menyala itu lagi. Dengan siapa dia berbicara? Kotak menyala itu apasih? Kenapa semua orang sangat bergantung padanya? Aku benar-benar tak mengerti , untuk apa mereka mengirimku kesini? Bicara saja aku tak bisa. Setiap hari aku dilihat bagaikan gadis dungu penjaga tong sampah yang berpakaian hitam sambil menenteng sapu. Memangnya aku kenapa? Teman-temanku banyak yang seperti aku kok , kenapa disini aku merasa berbeda? Hih , apa itu yang diujung sana?  Seperti badut , ah tapi masa ada badut pakai kemeja putih dan rok abu-abu? Wajahnya putih sekali , bibir nya seperti dilumuri saus , leher nya hitam kecoklatan. Seperti pelangi ya!
            Ah , aku lapar sekali sekarang , aku harus bagaimana? Tak mungkin aku mengamuk lagi seperti kemarin , nanti aku diusir lagi! Kucoba lirik tong sampah di sampingku ini. Nasi bungkus! Nasi bungkus! Nasi bungkus! Nasi bungkus! Oh ya disana! Aku melihatnya! Ah! Aku mendapatkannya! Sepertinya ini masih enak! “Dia siapa sih?” “Ewh! Cantik-cantik gila” “Jorok sekali sih!” Kudengar banyak gerutuan-gerutuan tidak jelas yang dapat kudengar dengan jelas. A h , sudahlah yang penting aku kenyang.
            Dia berbalik! Dia melihatku! Aku tersenyum semanis mungkin. Tapi yang kudapat hanya expresi jijiknya saat melihatku. Apa aku sejijik iut? Bukankah kita dulu teman? Kenapa dia seakan tidak mengenalku? Baiklah , aku tak masalah jika dia tak mengenalku.Tapi mengapa dia tak menunjukkan keramahannya padaku? Ah sudahlah , selama berada disini membuatku semakin pusing dengan segalannya yang ada di masa depan. Aku pusing sekali , dan selanjutnya yang kulihat hanya gelap.
            “Hey! Bangun orang gila!” “ Kau ini menyusahkan ibuku saja!” Pundakku sakit sekali bagai dipukul menggunakan kayu. Aduh , apa ini? “Aduh bangun dong ayo mandi! Nanti yang dimarahi ibuku kan bukan kamu!” Dia berusaha mengangkatku memasuki rumahnya “Hey! Sakit lepaskan!” Eh? Aku bisa bicara? “Kau bicara padaku?” Dia tidak percaya? Sama , akupun tidak! “Sudahlah berarti kalau aku berbicara kau tidak perlu mengangguk dan geleng-geleng lagi , seperti robot saja!” Apa katanya tadi? Robot? Robot itu apa? Dan hey! Dia mengangkatku lagi! Aduh mau kemana sih? Ah iya mandi!
            Sekarang aku didudukkan di depan meja rias , sedang diberi bedak-bedak putih yang sanga t tebal! Aduh , apa katanya? Didandani? Hah , gatal sekali rasanya! Lalu apa sih ini? Kenapa kamr ini dihias banyak seklai bunga? Lalu apa ini? Kenapa aku digiring ke aula besar yang banyak orangnya? Dan kenapa ada dia di tengah sana? Aku didudukkan di sampingnya , apa katanya? Aku tak salah dengarkan? Dia menikahiku? Tapi , menikah itu apa? Cincinnya! Cincin bermata-1 yang indah dengan ukiran namaku! FLOVEEYA dan siapa namanya tadi? Keenino. Oh , namanya KEENINO. Oh , namanya keenino toh. Bagus ya seperti orangnya , sangat tampan.
            Aku sehabis mandi setelah kami-Flo dan Keen- menyalami semua orang sambil tersenyum , wajahku kaku sekali. Dia-Keen- memasuki kamarku sambil tersenyum , aku mengantuk sekali dan aku mau tidur. Kurasakan sebuah tangan memelukku , keen yang memelukku. Saa kita berpelukan , semua yang kuharapkan bahagia , langsung lenyap.
Flashback’Sepenggal Kisah di Masa Lalu’

“………”
“Kenapa kau melakukan itu?
“………”
“Aku tak habis fikir kau yang kukira baik melakukan itu pada anakku”
“………”
“Untuk apa kau mengutuk anakku?
“Merasakan apa yang kurasakan”
“Memang apa yang kau rasakan”
“Kehilangan”
‘Lalu apa yang akan terjadi setelah itu?”
“Flo anakmu akan kehilangan sedikit ingatannya , keen bahkan semua orang akan melupakannya. Flo mengira dirinya penyihir di masa lalu. Ibuku akan juga mengingat siapa Flo. Jika mereka bersama , mereka akan mengulang kejadian yang sama”
“Dasar kau! Wanita ular!”
End.


            Aku menutup buku dengan perasaan dongkol. Untuk apa orang itu meruska kebahagiaan kakaknya sendiri? Jika aku menjadi adik Keen , aku tak akan setega itu untuk memanipulasi fikiran bahkan kehidupan orang lain untuk kebahagiaan diriku sendiri , rasanya seperti aku sangat egois. Kalau aku menjadi Flo , aku akan berusaha mencari kebahgiaan ku dengan keen walaupun kami akan mengulang setiap waktu kami. Walau terdengar sia-sia , tapi ssetidaknya ada banyak kenangan yang bisa kita ulang bersama-sama.

0 komentar:

Posting Komentar